Kamis, 11 Juni 2015

GEJALA MERS-COV

Sebuah virus agresif baru-baru ini telah teridentifikasi. Virus itu bernama coronavirusyang menyebabkan gejala demam, batuk, dan sesak napas yang dapat menjadi sedemikian parah sehingga mematikan. Penyakit ini disebut MERS (Middle East Respiratory Syndrome) atau MERS-CoV. Artikel ini akan menjelaskan mengenai gejala-gejala MERS-CoV yang perlu diwaspadai.
Penyakit ini pertama kali teridentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012. Riset mendapati bahwa virus MERS berasal dari binatang (unta) dan, seperti virus-virus jenis lainnya, bermutasi sedemikian rupa sampai bisa menginfeksi manusia.
MERS sekarang ini telah menyebar ke sekitar 18 negeri di seluruh dunia (misalnya Mesir, Turki, Prancis, Yunani, Tunisia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat). Sayangnya, pada Maret 2014 jumlah orang yang terinfeksi virus ini mulai bertambah.
Ada kekhawatiran umum terhadap infeksi virus ini; sejauh ini dari sekitar 500 orang yang didiagnosa MERS, kira-kira 30% nya meninggal. Ini artinya hanya ada 70% harapan hidup bagi penderita MERS-CoV.
Meskipun ada penderita MERS hanya mengalami gejala ringan atau bahkan sama sekali tidak merasakan gejala apapun, namun kebanyakan penderita lainnya mesti berhadapan dengan gejala MERS-CoV yang berat. Beberapa gejala tersebut mirip dengan gejala flu.

GEJALA MERS-COV

Gejala-gejala MERS-CoV yakni antara lain: demam, batuk, sesak napas, dan tidak enak badan. Beberapa orang juga mungkin mengalami gejala diare dan mual. Dan banyak penderita MERS juga mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti pneumonia dan gagal ginjal. Komplikasi gejala yang parah demikian bisa menyebabkan kematian.
Sekitar 3-4 dari 10 penderita MERS dilaporkan meninggal. Kebanyakan dari mereka sudah punya penyakit lain sebelum terinfeksi MERS.
Berdasarkan dari riset sampai sejauh ini, pasien yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (kondisi yang disebut komorbiditas) lebih mungkin terinfeksi MERS-CoV, atau mengalami gejala yang parah. Penyakit-penyakit lain tersebut antara lain yaitu diabetes, kanker, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung, serta penyakit ginjal.
Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya sedang lemah juga berada pada tingkat risiko tinggi tertular penyakit MERS dan mengalami gejala-gejala yang parah.
Dari informasi yang didapatkan sampai saat ini, masa inkubasi MERS biasanya sekitar 5 sampai 6 hari, tetapi juga bisa bervariasi antara 2 sampai 14 hari. Masa inkubasi artinya waktu antara saat seseorang terinfeksi MERS-CoV dan saat gejala-gejala mulai timbul.
Sebagian besar pasien MERS-CoV punya hubungan dekat dan sering berhubungan dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya, misalnya anggota keluarga atau petugas kesehatan. Dan belakangan ini dilaporkan kasus penularan MERS hanya melalui kontak biasa dengan orang yang terinfeksi, misalnya dalam pertemuan bisnis. Itu menunjukkan bahwa hanya butuh waktu singkat bagi virus MERS untuk menginfeksi orang lain.
Penyebaran atau penularan virus coronavirus diyakini melalui kontak langsung dengan penderitanya, namun penelitian sedang diupayakan untuk menentukan cara pasti bagaimana virus tersebut menyebar.
Sampai saat ini masih belum ada vaksin maupun pengobatan yang khusus untuk mengatasi MERS. Pengobatan yang tersedia saat ini masih ditujukan untuk mengurangi keparahan gejalanya dan memberikan perawatan pendukung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar